ASSYAHADATAIN ALMAHDI
Jalan Lurus Menuju Ridho Allah Rasulullah
Minggu, 04 Mei 2014
Rahasia Nur Abu Bakar asShiddiq r.a.
Rahasia diteruskan dan mengalir dari Guru seluruh ummat, Rasulullah kepada Khalifah Pertama, Imam dari semua Imam Abu Bakar ash-Shiddiq r. Melalui beliau agama mendapat dukungan dan kebenaran dilindungi. Allah menyebut dan memujinya dalam beberapa ayat al-Quran yang suci,
Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah ) dan bertaqwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka kelak Kami sediakan jalan yang mudah. (al-Lail 5-7)
Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling bertaqwa dari neraka itu, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah ) untuk membersihkannya, padahal tidak ada seorang pun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya, tetapi dia (memberikan itu semata-mata) karena mencari keridhaan Tuhannya Yang Maha Tinggi. (al-Lail 17-20)
Ibn al-Jawzi menyatakan bahwa seluruh ulama Muslim dan para Sahabat yakin bahwa ayat-ayat tersebut merujuk kepada Abu Bakar r. Di antara orang banyak, beliau dipanggil dengan sebutan Al-Atiq, artinya yang paling shaleh dan dibebaskan dari api neraka.
Ketika ayat 56 Surat al-Ahzab diturunkan, yaitu bahwa, Allah dan malaikatnya bershalawat kepada Rasulullah Abu Bakar r bertanya apakah beliau termasuk yang mendapat berkah tersebut. Kemudian ayat 43 diturunkan dan dinyatakan bahwa,
Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman. (al-Ahzab 43)
Ibn Abi Hatim menerangkan bahwa ayat ke-46 Surah Ar-Rahman merujuk kepada Abu Bakar ash-Shiddiq r,
Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua surga.(Ar-Rahman (46))
Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri. Mereka itulah orang-orang yang Kami terima dari mereka amal yang baik yang telah mereka kerjakan dan Kami ampuni kesalahan-kesalahan mereka, bersama penghuni-penghuni surga, sebagai janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka. (Al-Ahqaf (15-16))
Ibn `Abbas berkata bahwa ayat ini merupakan deskripsi tentang Abu Bakar ash-Shiddiq r, Allah memuliakan dan mengangkat kedudukannya di antara seluruh Sahabat Rasulullah. ayat 158 Surah Al-Imran diturunkan dengan merujuk kepada Abu Bakar r dan Umar r,
Mintalah nasihat mengenai masalah-masalah penting kepada mereka. (Al-Imran (158))
Akhirnya, kehormatan terbesar bagi Abu Bakar r yaitu dalam menemani Rasulullah dalam hijrahnya dari Makkah ke Madinah, ditunjukkan oleh ayat:
Ketika orang-orang kafir (musyrikin Makkah) mengeluarkannya (dari Makkah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: “Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita. (At-Tawbah (40))
Sebagai tambahan terhadap pujian Allah kepadanya, Abu Bakar ash-Shiddiq r juga menerima pujian dari Rasulullah dan para sahabatnya. Hal ini dicatat dalam banyak riwayat hadits yang terkenal.
Rasulullah bersabda,
“Allah akan menunjukkan Keagungan-Nya kepada orang-orang secara umum, tetapi Dia akan menunjukkannya secara khusus kepada Abu Bakar r.
“Tidak pernah matahari menyinari seseorang lebih terang daripada Abu Bakar r, kecuali dia seorang nabi.
“Tak satu pun yang diturunkan kepadaku yang tidak kuberikan ke dalam hati Abu Bakar r.
Tidak ada seseorang pun di mana aku mempunyai kewajiban tetapi tidak perlu membayar utangku kembali kecuali Abu Bakar r, karena Aku berhutang banyak kepadanya dan Allah akan menggantinya di Hari Pembalasan nanti.?
Jika aku akan mengangkat seorang sahabat karib (khalil) selain Tuhanku, aku akan memilih Abu Bakar .”
“Abu Bakar r tidak mendahuluimu karena banyak melakukan shalat atau puasa, tetapi karena rahasia yang ada dalam hatinya.
Tabarani meriwayatkan melalui Mu`adz bahwa Rasulullah bersabda,
Aku mempunyai pengelihatan spiritual di mana aku diletakkan di salah satu timbangan dan ummatku berada di sisi yang lain dan ternyata aku lebih berat. Kemudian Abu Bakar r di tempatkan di satu sisi dan ummatku di sisi yang lain, ternyata Abu Bakar r lebih berat. Kemudian Umar r diletakkan di satu sisi dan ummatku di sisi yang lain, ternyata Umar r lebih berat. Kemudian Utsman r diletakkan di satu sisi dan ummatku di sisi yang lain, ternyata Utsman r lebih berat. Lalu timbangan itu terangkat.
Hakim meriwayatkan bahwa `Ali r pernah ditanya, Wahai Penguasa yang beriman, terangkanlah kepada kami tentang Abu Bakar r. Beliau menjawab, Beliau adalah orang yang Allah panggil dengan sebutan ash-Shiddiq di lidah Rasulullah dan beliau adalah seorang khalif (penerus) Rasulullah . Kita menerimanya untuk agama kita dan kehidupan dunia kita.
Abu Bakar r merupakan teman terbaik dan sahabat tercinta dari Rasulullah . Selama hidupnya beliau diberkati untuk menjadi orang yang pertama dan utama, baik dalam hal keyakinan, dukungan, maupun cinta terahadap Rasulullah.Untuk itu beliau diberi kehormatan dengan gelar ash-Shiddiq, atau yang benar.
Beliau adalah orang dewasa pertama yang merdeka yang menerima Islam dari tangan Rasulullah . Beliau tidak pernah bergabung untuk menyembah berhala yang dilakukan para leluhurnya. Beliau memeluk Islam tanpa keraguan. Bertahun-tahun kemudian Rasulullah mengingatkan,
Setiap kali Aku menawarkan Islam kepada seseorang, orang itu selalu menunjukkan keengganan atau keraguan dan mencoba untuk berargumentasi. Hanya Abu Bakar r yang menerima Islam tanpa keraguan dan argumentasi.
Beliau yang pertama dalam hal dukungan spiritualnya. Beliau selalu kukuh dalam memberi dukungannya selama masa-masa sulit di Makkah. Beliau yang pertama berbicara ketika terjadi kejadian-kejadian di luar pemahaman akal, khususnya di antara Muslim baru, seperti halnya dalam kasus Isra dan Miraj. Kemudian di Madinah ketika perjanjian Hudaybiya ditandatangani, hanya Abu Bakar r yang kukuh imannya. Beliau menasihati para sahabatnya agar tidak bersifat kritis, melainkan tetap patuh dan setia kepada Rasulullah .
Beliau juga yang pertama dalam hal bantuan material. Ketika Muslim lain memberi banyak harta untuk memperkuat iman mereka, Abu Bakar r adalah orang pertama yang memberikan seluruh harta yang dimilikinya. Ketika ditanya apa yang ditinggalkan untuk anak-anaknya, beliau menjawab, Allah dan Rasulullah Ketika mendengar ini Umar r berkata, Tidak ada yang bisa melebihi Abu Bakar r dalam memberi pelayanan kepada Islam.”
Beliau juga yang pertama dalam hal keramahan dan belas kasihan kepada mukmin pengikutnya. Sebagai pedagang yang sangat makmur, beliau selalu memperhatikan orang yang lemah dan miskin. Beliau membebaskan 7 orang budak sebelum meninggalkan Makkah, di antaranya termasuk Bilal r. Beliau bukan hanya membelanjakan uangnya yang sangat banyak untuk membebaskan mereka tetapi beliau juga membawa mereka ke rumahnya dan mendidik mereka.
Ketika beliau menjabat sebagai khalif beliau berkata, Tolonglah Aku, jika Aku benar dan koreksilah Aku jika Aku salah. Orang-orang yang lemah di antara kalian harus menjadi kuat bersamaku sampai atas Kehendak Allah , haknya telah disyahkan. Orang-orang yang kuat di antara kalian harus menjadi lemah bersamaku sampai, jika Allah menghendaki, Aku akan mengambil apa yang harus dibayarnya. Patuhilah Aku selama Aku patuh kepada Allah dan Rasulullah , bila Aku tidak mematuhi Allah dan Rasulullah , jangan patuhi Aku lagi.
Di masa-masa awal agama Islam, penafsiran mimpi dianggap sebagai praktek spiritual. Hanya mereka yang mempunyai hati yang suci dan pengelihatan spiritual yang bisa mengalami mimpi yang bermakna, dan hanya mereka yang hatinya suci dan mempunyai pengelihatan spiritual yang dapat menafsirkan mimpi tersebut. Abu Bakar r merupakan penafsir mimpi yang terkenal. Rasulullah sendiri hanya akan berkonsultasi dengan beliau dalam mencari kejelasan tentang mimpi kenabiannya. Sebelum perang Uhud, Rasulullah dalam mimpinya melihat bahwa beliau menggembalakan ternak, tetapi beberapa di antaranya telah disembelih. Pedang yang beliau pegang patah. Abu Bakar r menafsirkan bahwa binatang yang telah disembelih menunjukkan adanya kematian beberapa Muslim, dan pedang yang patah menandakan akan ada salah satu kerabat Rasulullah yang meninggal. Sayangnya kedua prediksi ini menjadi kenyataan dalam perang Uhud.
Abu Bakar r juga seorang penyair sebelum menjadi Muslim. Beliau dikenal dengan deklamasinya yang luar biasa dan ingatannya yang sempurna terhadap puisi yang panjang yang menjadi kebanggaan bangsa Arab. Kualitas ini menjadikan beliau menonjol dalam Islam. Bacaan Qurannya sangat jelas dan menyentuh sehingga banyak orang yang masuk Islam hanya karena mendengar bacaan beliau ketika sedang berdoa. Orang-orang Quraisy berusaha melarang beliau berdoa di halaman rumahnya untuk menghindari agar orang-orang tidak mendengarnya.
Juga karena ingatannya, banyak Hadits penting yang sampai pada kita sekarang. Di antaranya adalah hadits yang menunjukkan tata-cara shalat yang benar dan yang menjelaskan secara spesifik mengenai proporsi yang tepat dalam zakat. Tetapi tetap saja di antara ribuan Hadits yang telah dibuktikan kesahihannya, hanya 142 saja yang berasal dari Abu Bakar r. Putri beliau, Aisya menyatakan bahwa ayahnya mempunyai buku berisi lebih dari 500 Hadits
tetapi suatu hari beliau menghancurkannya.
Pengetahuan yang tetap disembunyikan oleh Abu Bakar r adalah yang berhubungan dengan pengetahuan surgawi, `ilmu-l-ladunni, yang menjadi sumber bagi pengetahuan para Wali, pengetahuan yang hanya dapat diteruskan dari hati ke hati.
Meskipun beliau seorang yang lemah lembut, beliau juga menjadi orang pertama dalam pertempuran. Beliau memberi dukungan kepada Rasulullah dalam semua kampanyenya baik dengan pedang maupun dengan nasihatnya. Ketika yang lain gagal dan melarikan diri, beliau tetap berada di sisi Rasulullah yang tercinta. Diriwayatkan bahwa suatu ketika Ali r bertanya kepada para sahabat siapa yang mereka anggap paling berani. Mereka menjawab bahwa Ali-lah yang paling berani. Tetapi beliau menjawab, Bukan! Abu Bakar-lah yang paling berani. Dalam perang Badar di mana tidak ada satu pun yang berdiri untuk menjaga Rasulullah shalat, Abu Bakar r berdiri dengan pedangnya dan tidak membiarkan musuh mendekat.
Sudah tentu beliau yang menyusul Rasulullah sebagai Khalif dan pemimpin yang jujur. Beliau mendirikan Departemen Keuangan Umum (Baytu-l-mal) untuk memelihara orang miskin dan orang-orang yang membutuhkan. Beliau juga yang pertama dalam mengkompilasi seluruh al-Quran dan menyebutnya sebagai “Mushaf.”
Dalam hal transmisi spiritual, beliau adalah orang pertama yang memberi instruksi dalam metode membaca Kalima (La ilaha ill-Allah) yang keramat untuk memurnikan hati dengan cara berdzikir, dan sampai sekarang, metode itu masih dilakukan dalam thariqat Naqsybandi.
Meskipun Allah memuliakan Abu Bakar r dengan menjadikannya orang yang pertama dalam segala hal, Allah bahkan memberinya kemuliaan lebih banyak ketika beliau memilih untuk menjadi yang kedua. Karena Abu Bakar r satu-satunya sahabat Rasulullah dalam hijrahnya dari Makkah ke Madinah. Mungkin sebutan akrab bagi beliau adalah “yang kedua di antara berdua ketika mereka berada dalam gua,” seperti yang telah disebutkan dalam Surat 9:40. Umar r berkata, Aku berharap suatu hari nanti, seluruh amal dalam hidupku akan setara dengan amalnya.
Ibn `Abbas berkata bahwa suatu hari Rasulullah sakit. Beliau pergi ke masjid dengan kepala yang ditutupi sehelai kain. Beliau duduk di minbar, dan berkata, Jika Aku harus mengangkat seseorang sebagai teman akrabku (khalil), Aku akan memilih Abu Bakar r, tetapi teman terbaik bagiku adalah persahabatan dalam Islam. Kemudian beliau memerintahkan agar semua pintu rumah di sekitar masjid yang terbuka ke arah masjid Rasulullah agar ditutup kecuali pintu milik Abu Bakar r. Dan pintu itu tetap terbuka sampai hari ini.
Keempat Imam dan Masyaikh Naqsybandiyya memahami dari Hadits tersebut bahwa seseorang yang mendekati Allah melalui ajaran dan tauladan Abu Bakar r akan menemukan dirinya melewati satu-satunya pintu yang tetap terbuka kepada Kehadirat Rasulullah .
Dari Kata-katanya
Tidak ada pembicaraan yang baik jika tidak diarahkan untuk memperoleh ridha Allah . Tidak ada manfaat dari uang jika tidak dibelanjakan di jalan Allah . Tidak ada kebaikan dalam diri seseorang jika kebodohannya mengalahkan kesabarannya. Dan jika seseorang tertarik dengan pesona dunianya yang rendah, Allah tidak akan ridha kepadanya selama dia masih menyimpan hal itu dalam hatinya.?
Kita menemukan kedermawanan dalam Taqwa (kesadaran akan Allah ), kekayaan dalamYaqin (kepastian), dan kemuliaan dalam kerendahan hati.
Waspadalah terhadap kebanggan sebab kalian akan kembali ke tanah dan tubuhmu akan dimakan oleh cacing.
Ketika beliau dipuji oleh orang-orang, beliau akan berdoa kepada Allah dan berkata,
Ya Allah , Engkau mengenalku lebih baik dari diriku sendiri, dan Aku lebih mengenal diriku daripada orang-orang yang memujiku. Jadikanlah Aku lebih baik daripada yang dipikirkan oleh orang-orang ini mengenai diriku, maafkanlah dosa-dosaku yang tidak mereka ketahui, dan janganlah jadikan Aku bertanggung jawab atas apa yang mereka katakan.?
Jika kalian mengharapkan berkah Allah , berbuatlah baik terhadap hamba-hamba-Nya.
Suatu hari beliau memanggil Umar r dan menasihatinya sampai Umar r menangis. Abu Bakar r berkata kepadanya,
Jika engkau memegang nasihatku, engkau akan selamat, dan nasihatku adalah Harapkan kematian selalu dan hidup sesuai dengannya.
Mahasuci Allah yang tidak memberi hamba-hamba-Nya jalan untuk mendapat pengetahuan mengenai-Nya kecuali dengan jalan ketidakberdayaan mereka dan tidak ada harapan untuk meraih pencapaian itu.?
Abu Bakar r berpulang ke Rahmatullah pada hari Senin (seperti halnya Rasulullah ) antara Maghrib dan Isya pada tanggal 22 Jumadil Akhir, 13 AH. Semoga Allah memberkatinya dan memberinya kedamaian. Rasulullah pernah berkata kepadanya, Abu Bakar r, engkau akan menjadi orang pertama dari ummatku yang masuk Surga.
Rahasia Nur Kenabian diteruskan dari Abu Bakar r kepada penerusnya, Salman al Farsi.
Sabtu, 26 April 2014
BIOGRAFI SINGKAT ABAH UMAR
Written ByNanang Rettanto
BIOGRAFI SINGKAT ABAH UMAR
Berikut adalah
biografi singkat Abah Umar yang diketahui oleh umumnya masyarakat yang sudah
kami rangkum:
Abah Umar
adalah keturunan Rasulullah Saw. ke-36. Marga beliau adalah Yahya. Adapun
silsilahnya adalah Umar bin Isma’il bin Ahmad bin Syaikh bin Thaha bin Masyikh
bin Ahmad bin Idrus bin Abdullah bin Muhammad bin Alawi bin Ahmad bin Yahya bin
Hasan bin Ali bin Alawi bin Muhammad bin Ali bin Alawi bin Muhammad bin Ali
Muhammad Shahib al-Mirbath bin Ali Khali Qasim bin Alawi bin
Muhammad bin Alawi bin Ubaidillah bin Ahmad al-Muhajir
Ilallah bin Isa an-Naqib bin Muhammad an-Naqib bin Ali al-Aridh bin Ja’far ash-Shadiq bin Muhammad al-Baqir bin Ali Zain al-Abidin bin Husain bin Fathimah az-Zahra binti Muhammad Rasulullah Saw.
Habib Umar
adalah salah seorang keturunan Alawiyah yang lahir pada tanggal 12 Rabiul Awwal
1298 H. bertepatan dengan tanggal 22 Juni 1888 M. di Arjawinangun Cirebon (± 25
KM ke arah Barat Laut kota Cirebon). Sejak usia remaja, beliau mengembara
menuntut ilmu dari satu pondok pesantren ke pondok pesantren yang lain.
Pesantren yang
beliau singgahi pertama kali adalah pondok pesantren Ciwedus Cilimus Kuningan
Jawa Barat yang diasuh oleh KH. Ahmad Shobari. Menurut cerita KH. Ahmad Shobari
adalah orang yang pertama kali bai’at tarekat kepada beliau, padahal usia Abah
Umar di kala itu masih relatif muda. Dari Ciwedus, beliau bertemu dengan KH.
Abdul Halim, seorang kyai muda dari Majalengka Jawa Barat yang juga pernah
menjadi murid KH. Ahmad Shobari.
Dua tahun
kemudian beliau pindah ke pondok pesantren Bobos Palimanan Cirebon yang
dipimpin oleh Kyai Sujak. Pada tahun 1916 beliau pindah lagi ke pondok
pesantren Buntet Astanajapura Cirebon Jawa Barat yang diasuh oleh KH. Abbas.
Kemudian setelah satu tahun di sana, beliau pergi ke pondok pesantren
Majalengka yang diasuh oleh KH. Anwar dan KH. Abdul Halim. Di pondok pesantren
Majalengka ini, Abah Umar menimba ilmu selama lima tahun. Tahun keenam Abah
Umar diangkat sebagai tenaga pengajar tetap di madrasah yang didirikan oleh KH.
Abdul Halim. Di sini beliau seringkali terlibat dalam diskusi dengan para tokoh
di pesantren maupun para tokoh yang berada di persyarikatan ulama sehingga nama
beliau cepat terkenal.
Pada tahun
1923 habib Umar pulang ke kampung halaman. Dari sinilah beliau memulai
berdakwah dan membangun masyarakat, baik dalam bidang sosial, material,
keagamaan, maupun spiritual.
Melawan Penjajah Dengan Dakwah
Demi
menegakkan ajaran islam, ia tak kenal kompromi dengan pemerintah kolonial
Belanda.
Habib
Umar lahir di Arjawinangun pada bulan Rabiu’ul Awwal 1298 H atau 22 Juni 1888.
Ayahnya, Syarif Ismail, Adalah Da’i berdarah Hadhramaut yang menyebarkan Islam
di Nusantara. Ibunya asli Arjawinangun, Siti Suniah binti H. Shiddiq. Pasangan
ini dikaruniai empat orang anak: Umar, Qasim, Ibrahim, dan Abdullah. Garis
keturunan Habib Umar sampai kepada Nabi Muhammad melalui Sayyidina Husein.
Pendidikan
agama langsung diperoleh dari ayahnya sendiri, baru kemudian ia mengembara ke
berbagai pesantren di Jawa Barat, dari tahun 1913 hingga 1921.
Menyaksikan
masyarakat kampung Arjawinangun, Cirebon, tanah kelahiranya tenggelam dalam
kebiasaan berjudi dan perbuatan dosa besar lainnya, Habib Umar merasa
terpanggil untuk memperbaikinya. Dalam sebuah mimpi, ia bertemu Syarif
Hidayatullah alias Sunan Gunung Jati, yang memberinya restu untuk niat baiknya
tersebut. Selain itu Syarif Hidayatullah juga mengajarkan hakikat kalimat
Syahadat kepadanya. Maka, setiap malam Jum’at Habib Umar pun menggelar pengajian
di rumahnya.
Tapi
upaya itu mendapat perlawanan serius dari masyarakat. Mereka mencemooh,
menghina, dan mencibir pengajian Habib Umar. Dibawah tekanan masyarakat itu, ia
terus berjalan dengan dakwahnya itu. Dan Karena pengajiannya dianggap
meresahkan masyarakat, pada gilirannya pemerintah kolonial menangkap Habib Umar
dan menjebloskannya ke dalam penjara. Namun, tiga bulan kemudian ia dibebaskan,
berkat perlawanan yang diberikan oleh jama’ahnya hingga jatuh korban di
kalangan antek-antek Belanda.
Kepalang
basah, tahun 1940, Habib Umar bahkan menyediakan rumahnya sebagai markas
perjuangan melawan pemerintah kolonial Belanda. Tidak hanya itu, ia juga turun
tangan dengan mengajarkan ilmu kanuragan kepada kaum muda.
Bulan
Agustus 1940 ia ditangkap Belanda lagi dan pengajiannya ditutup, enam bulan
kemudian, 20 Februari 1941, ia dibebaskan.
Semangat
perjuangan melawan kolonialisme semakin membara dalam dada Habib Umar. Maka ia
pun banyak mengadakan kontak dengan tokoh-tokoh agama di seputar Cirebon,
seperti Kiai Ahmad Sujak (Bobos), Kiai Abdul Halim (Majalengka), Kiai Syamsuri
(Wanantara), Kiai Mustafa (Kanggraksan), Kiai Kriyan (Munjul).
Tidak
Hanya pada masa penjajahan Belanda, Pada zaman Jepang pun nama Habib Umar
melejit lagi sebagai pejuang agama. Ia memperkarakan Undang-Undang yang dikeluarkan
Jepang yang melarang pengajaran huruf Arab di Masyarakat. UU itu dianggap
sebagai alat agar umat islam meninggalkan Al-Quran.
Panji-Panji Syahadatain
Pada
masa kemerdekaan, Tahun 1947, Habib Umar mulai mengibarkan panji-panji
Syahadatain. Itu bermula dari pengajian yang dipimpinnya yang semula dikenal
sebagai “Pengajian Abah Umar” menjadi “Pengajian Jamaah Asy-Syahadatain”.
Ternyata pengajian ini mendapat simpati luas sehingga menyebar ke seluruh Jawa
Barat dan Jawa Tengah. Tahun 1951 lembaga itu mendapat restu dari presiden
Soekarno.
Tahun
1951, Habib Umar sempat mendirikan Pondok Pesantren Asy-Syahadatain di
Panguragan. Namun Selain mengajarkan ilmu agama dan ketrampilan seperti
bertani, menjahit, bengkel, koperasi, dan ilmu kanuragan, Habib Umar juga mengharuskan
jama’ahnya bertawasul kepada Rasulullah, Malaikat, Ahlul Bait, Wali, setiap
selesai shalat fardhu. Menurutnya, tawasul menyebabkan terkabulnya suatu doa.
Lebih Jauh lagi, Habib Umar juga mendirikan Tarekat Asy-Syahadatain.
Ia
Juga sekaligus pemimpin Tarekat Asy-Syahadatain, menulis buku berjudul Auradh
Thariqah Asy-Syahadatain, Sebagai pedoman bagi jama’ahnya. Syahadat,
menurut Habib Umar, tidak cukup dilafadzkan di mulut, tapi maknanya juga harus
membias ke dalam jiwa. Dengan persaksian dua kalimat syahadat itu, seseorang
akan diampuni atas dosanya, dan terkikis pula akar-akar kemusyrikan dalam
dirinya.
Karyanya
yang lain adalah Aurad (1972), menggunakan bahasa daerah yang
berisi ilmu akhlaq dan tasawuf, aqidah dan pedoman hidup kaum muslimin.
Habib
Umar menghadap ke hadirat Allah pada 13 Rajab 1393 atau 20 Agustus 1973. Semoga
amal ibadah dan perjuangannya mendapat balasan yang setimpal dari Allah Swt.
(Sumber:
Majalah al-Kisah no.09/4 – 17 Mei 2009 halaman 146).
Sejarah Syekhunal Mukarom Atau Abah Umar Bin
Isma’il Bin Yahya
Syekhunal Mukarom adalah sebutan bagi al-Habib Abah Umar bin Isma’il bin
Yahya, beliau lahir di Arjawinangun pada bulan Rabi’ul Awal 1298 H atau 22 Juni
1888 M.
Ayahnya adalah seorang Da’i asal Hadramaut yang menyebarkan islam di nusantara yang bernama al-Habib Syarif Isma’il bin yahya, sedangkan ibunya adalah siti Suniah binti H. Shidiq asli Arjawinangun. Diceritakan sewaktu beliau lahir sekujur tubuhnya penuh dengan tulisan arab (tulisan aurod dari Syahadat sampai akhir), sehingga sang ayah Syarif Isma’il merasa khawatir akan menjadi fitnah. Maka beliaupun menciuminya terus setiap hari sambil membacakan sholawat hingga akhirnya tulisan-tulisan tersebut pun hilang.
Ayahnya adalah seorang Da’i asal Hadramaut yang menyebarkan islam di nusantara yang bernama al-Habib Syarif Isma’il bin yahya, sedangkan ibunya adalah siti Suniah binti H. Shidiq asli Arjawinangun. Diceritakan sewaktu beliau lahir sekujur tubuhnya penuh dengan tulisan arab (tulisan aurod dari Syahadat sampai akhir), sehingga sang ayah Syarif Isma’il merasa khawatir akan menjadi fitnah. Maka beliaupun menciuminya terus setiap hari sambil membacakan sholawat hingga akhirnya tulisan-tulisan tersebut pun hilang.
Menginjak ke usia 7 tahunan, al-Habib Umar nyantri ke pondok pesantren Ciwedus,
Kuningan. Sebelum Abah Umar berangkat mesantren ke Ciwedus, KH. Ahmad Saubar
sebagai pengasuh pesantren Ciwedus mengumumkan kepada para santrinya bahwa
pesantrenya akan kedatangan Habib Agung, sehingga para santrinya diperintahkan
untuk kerja bakti membersihkan lingkungan pesantren sebagai penyambutan selamat
datang bagi Habib yang sebentar lagi tiba. Kiai juga berpesan aga Habib
dihormati, dan dimuliakan, dan jangan dipersalahkan. Hingga pada waktu yang ditunggu
datanglah al-Habib Abah Umar ke pesantren Ciwedus dalam usianya yang ke 7
tahun, para santripun geger, bingung, dan keder karena ternyata yang datang
hanyalah seorang anak kecil.
Diceritakan bahwa Abah Umar di Ciwedus selalu hadir dalam pengajian yang
disampaikan oleh KH. Ahmad Saubar baik dalam pengajian kitab kuning maupun
tausiyah, namun di sana Abah Umar hanya tidur-tiduran bahkan pulas di samping
kiai, sehingga para santripun mencibir dan mencemooh. Abah Umar menunjukkan khawariqnya dengan mengingatkan KH.
Ahmad Saubar ketika dalam membaca kitabnya ada kesalahan, begitupun para santri
yang deres di kamarpun selalu
diluruskan oleh Abah Umar, dengan kejadian tersebut para santri hormat dan
memuliakan. Setelah beberapa waktu mesantren di Ciwedus KH. Ahmad Saubar
memohon kepada Abah Umar untuk diajarkan Ilmu Syahadat sesuai dengan pesan dari
gurunya Mbah Kholil Bangkalan-Madura. Akhirnya KH. Ahmad Saubar yang di dalamnya
hadir K. Soheh Bondan Indramayu sebagai santri dewasa yang ikut bai’at
syahadat.
Selang beberapa waktu sekitar dua tahunan Abah Umar pindah ke pesantren
Bobos di bawah asuhan KH. Syuja’i dari pondok Bobos selanjutnya pindah ke
pondok Buntet di bawah asuhan KH. Abbas. Di Buntet Abah Umar bertingkahnya sama
seperti waktu di Ciwedus, tidak mengaji hanya bermain-main di bawah meja kiai
yang sedang mengajar ngaji sesekali apabila kiainya ada kesalahan maka
dipukulah meja kiaitersebut dari bawah meja sehingga kiainya sadar bahwa yang
diajarkannya ada yang salah, tidak berselang lama kiai pun meminta untuk
diajarkan syahadat.
Setelah dari pondok Buntet Abah Umar berpindah lagi ke pesantren Majalengka
di bawah asuhan KH. Anwar dan KH. Abdul Halim, di pesantren inilah Abah Umar
menghabiskan waktu selama 5 tahun. Sesampai Abah Umar di rumah, beliau
menghimpun sebuah pengajian di Panguragan yang dikenal dengan sebutan
“Pengajian Abah Umar” atas dalam wacana para santrinya lebih dikenal dengan
sebutan “Buka Syahadat atau Ngaji Syahadat”, sebab beliau menyampaikan Hakekat
Syahadat dari Syarif Hidayatullah. Ngaji Syahadatnya Abah Umar pun terdengar ke
seluruh plosok negeri bahkan sampai ke Malaysia, sehingga banyak orang yang datang
untuk mencari selamet dunya akherat
dengan Itba’ dan Bai’at kepada Abah Umar. Karena di saat itu sudah banyak yang
menunggu pembukaan syahadat tersebut, mereka yang menunggu adalah orang-orang
yang mendapat pesan dari para guru dan orangtua yang ma’rifat.
Dengan demikian, dalam waktu yang singkat semakin ramailah pengajian
Abah Umar tersebut baik itu yang kalong maupun yang mukim. Setiap malam Jum’at,
Panguragan dihadiri oleh para jama’ah yang ingin mengaji syahadat. Bahkan
menurut berita dari orang tua dulu ketika belanda melewati Panguragan mereka
berkumandang “Maulana ya maulana….” Dengan khidmatnya (terpengaruh oleh karomahnya
Abah Umar). Pada tahun 1947 Abah Umar membentuk pengajiannya menjadi sebuah
nama organisasi Asy-Syahadatain dengan mendapatkan izin dari presiden Soekarno,
karena di saat itu setiap perkumpulan dengan banyak orang tanpa adanya
organisasi yang jelas maka dapat dikategorikan sebagai usaha pemberontakan dan
dapat mengganggu ketahanan nasional. Setelah itu Asy-Syahadatain semakin besar
dan ramai yang para jamaahnya menyebar sampai mancanegara.
Karena semakin ramai, maka para kiai jawa (yang tidak senang) mendengar
kepesatan Asy-Syahadatain, sehingga mereka khawatir para santrinya akan terbawa
oleh Abah Umar, sehingga para kiai tersebut berkumpul untuk menyatakan bahwa
ajaran Abah Umar adalah sesat. Akhirnya Abah Umar disidang di pengadilan Agama
yang dikuasai para kiai tersebut pada saat itu, dalam pengadilan pun Abah Umar
ditetapkan bersalah dengan tidak ada pembelaan dan penjelasan apapun. Akhirnya
Abah Umar pun dipenjara bersama beberapa murid-muridnya termasuk KH. Idris
Anwar selama 3 bulan, namun belum genap 3 bulan Abah Umar sudah dibebaskan
karena sipirnya banyak yang bai’at syahadat kepada Abah Umar.
Pada tahun 1950 pertama kalinya Abah Umar menyelenggarakan tawasulan,
dan pada malam itu pula Abah Umar kedatangan beberapa tamu agung, hal inipun
dengan izin Allah dapat disaksikan secara batin oleh beberapa santri sahabat
yang diantaranya adalah KH. Soleh bin KH. Zaenal Asyiqin. Para tamu tersebut
adalah Kanjeng Nabi Muhammad Saw. Beliau hadir dalam acara tawasul tersebut
secara bathiniyah dan memberikan title/gelar/derajat kepada Abah Umar yaitu
Syekh Hadi, diiringi pula oleh malaikat Jibril dan memberinya gelar Syekh Alim.
Kemudian disusul Siti Khodijah memberikan gelar Syekh Khobir, Siti Fatimah
Azzahra memberi gelar Syekh Mubin, Sayyidina Ali memberi gelar Syekh Wali,
Syekh Abdul Qodir memberi gelar Syekh Hamid, Syarif Hidayatullah Gunung Jati
memberi gelar Syekh Qowim, dan yang terakhir Nyi Mas Ayu Gandasari datang
dengan memberi gelar Abah Umar sebagai Syekh Hafidz.
Dengan kejadian tersebut, menurut KH. Soleh sebagai malam pelantikan
dinobatkannya al-Habib Abah Umar sebagai Wali Kholifaturrosul Shohibuzzaman.
Sehingga perkembangan wiridnya pun semakin hari semakin bertambah sesuai dengan
yang diwahyukan oleh Allah. Pada tahun 1953 pertama kalinya Abah Umar
mengadakan peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw. di panguragan, dengan dihadiri
oleh jama’ah Asy-Syahadatain sampai mancanegara. Sebagai seorang guru Syahadat
Abah Umar banyak menuntun para murid/santrinya untuk beribadah dan berdzikir
(wirid) dalam keadaan apapun dan bagaimanapun. Disamping beribadah, wirid, dan
tafakur (ngaji rasa), Abah Umarpun tetap bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup
jasmaniyah. Beliau bertani, berkebun, dan beternak kambing.
Pada tahun 1960 an Jamaah Asy-Syahadatain dibekukan pemerintah karena
dianggap meresahkan masyarakat, alasan pembekuan tersebut hanya didasarkan pada
dugaan dan laporan seseorang yang menjabat bahwa tuntunan tawasul Abah Umar dianggap
menyesatkan. Dan setelah adanya perundingan antara para ulama se-nusantara
dengan para ulama jama’ah Asy-Syahadatain, akhirnya disepakati untuk membuka
kembali jama’ah Asy-syahadatain karena menurut kesepakatan para ulama di saat
itu tidak ada satu tuntunan pun yang dianggap sesat dari semua tuntunan Abah
Umar tersebut. Dan pada tahun 1971 jama’ah Asy-Syahadatain bergabung dengan
Golkar melalui GUPPI dalam rangka ikut membangun kesejahteraan Negara. Pada
tahun 1973 an masjid Abah Umar kedatangan khodim baru yang bernama Mari’i, ia
yang menjadi pelayanan di dalam lotengnya Abah. Pada pada suatu hari ia mengambil
pentungan kentong masjid dan memukulannya kepada sirah Abah Umar sehingga Abah Umar pun pingsan dan dibawa kerumah
sakit di Bandung untuk dirawat. Di rumah sakit Abah Umar dawuh dengan membaca
ayat Al-Qur’an “Innalladzii farra ‘alaika
al-Qurana laraa-ddaka ilaa ma’aad”. Dengan dawuhnya Abah Umar tersebut,
para kiai yang menyaksikannya pada bersedih, karena itu merupakan pertanda Abah
Umar akan kesah (pergi/wafat).
Akhirnya tidak berselang lama Abah Umar kesah
pada tanggal 13 Rajab 1393 H atau 20 Agustus 1973 M.
Asy Syahadatain,Sejarah Dan Kumpulan Nadzom
Tahun 1920an kondisi di mana bangsa indonesia pada umumnya sedang
berada dalam keterpurukan akibat penjajahan koloniaslisme yang ber abad
abad , begitupun masyarakat cirebon khususnya di desa panguragan
cirebon , tempat di mana Al Habib Umar Bin Ismail Al Yahya atau yang
lebih di kenal dengan Abah Umar Panguragan di lahirkan dan syiar.
Bukan hanya membuka pengajian semata tetapi lebih dari itu
Abah Umar ikut berjuang mengangkat senjata melawan ketertindasan rakyat di
lingkunganya ,seperti yang di rilis oleh Majalah al-Kisah no.09/4 – 17 Mei 2009
halaman 146 .
Kondisi masyarakat
dan kehidupan pada zaman itu seperti yang umumnya seluruh rakyat indonesia
rasakan bukan hanya kesewenang wenangan , penindasan namun juga masyarakat
telah jauh dalam agama bukan hanya sebatas ibadah melainkan telah sampai pada
hilangnya makna dalam menjalani hidup , sehingga masyarakat telah tumbuh dengan
keterbatassan bukan hanya sulit mencari makan tetapi telah menjadi masyarakat yang
jauh dari agama ( Abangan )
Namun seperti yang telah di ketahui tentang sejarah
kelahiran Abah umar yang tercatat dalam buku Mencari Ridho Allah karya Abdul Khakim Maula SPd di ceritakan bahwa sewaktu masih dalam kandungan, masa masa
setelah kelahiran serta proses pendewasaan Abah Umar penuh dengan
Khowarik atau Karomah yang sudah ada melekat dalam diri Abah Umar . Hal ini
menegaskan tentang derajat kewalian Abah Umar
sebagai orang mulia yang di pilih oleh Allah SWT sebagai
penerus Kholifaturrosul seperti para wali wali qutub yang telah wafat
sebelumnya,seperti Sunan Gunung Jati serta Syekh Abdul Qodir Jaelani raja para
wali dan wali qutub di zamanya. ( Bagi yang meyakini )
Abah Umar |
Para pengikut tuntunan Abah umar memiliki banyak kisah
spritual yang membuat merasa begitu nikmat, begitu beruntung, begitu istimewa hingga
begitu taklid dalam mengikuti seluruh pedoman hidup dan tata cara ibadah
yang di ciptakan oleh Abah Umar yang
berlandaskan Al Qur’an Hadits Ijma dan Qias berfaham Ahlu Sunnah Wal Jamaah yang
sesuai dengan kondisi spritual masyarakat ( pengikutnya ) yang haus akan
ketenangan, ketentraman dan mendalami syahadat dengan mengistiqomahkan dua kalimat syahadat dan sholawat yang
bertujuan memperbarui iman dan islam , ketetapan iman islam di alam kubur ,menghancurleburkan
akar akar kemusyrikan serta memohonkan ketetapan sebagai ummat Nabi Muhammad dan
keselamatan di dunia dan akherat
Menghadapi kondisi masyarkat petani dan abangan yang buta
huruf yang pasti tidak mengerti aksara
arab, Abah Umar membuka pengajian ,
pencerahan dengan metode syair atau nadzom yang pada zaman itu lebih mudah di mengerti
dan resapi hingga tumbuh kesadaran bagi para pengikutnya untuk selalu menjadi
manusia yang gemar dan menikmati hidup taat ibadah
Ngaji Qur’an Angel
pisan ngertenane
Yen wis ngerti angel pisan ngelakonane
Syair atau nadzom sering di bacakan di sela sela acara wirid
bersama ( Auradan ) pada waktu setelah sholat dan tawasul
Melalui santrinya yang bernama Kyiai Mudrik lantunan nadzom
menggugah semangat dalam beribadah , beberapa teks syair nadzom adalah sebagai
berikut :
Muhaiminan barisane ingkang lempeng
Eling Allah Rosulullah ingkang mancleng
Mancleng ati rasa obah ning pangeran
Mata ningal Rosulullah ning hadepan
Muhaiminan madep ngadep kanjeng Nabi
Kepengen maris ning Nur e kanjeng Nabi
Nur e kanjeng nabi kang bagi kanjeng nabi
Yen kebagi bagen mlarat tetep sugih
Kang aran sugih bunga susah eling Allah
Serta manut perentahe Rosulullah
Jumat, 25 April 2014
Sejarah Jamaah Asy-syahadatain di Desa Danawarih Kecamatan Balapulang Kabupaten Tegal
Tawassul - Dzikir - Sholawat Jamaah Asy Syahadatain |
Cirebon Jawa Barat tepatnya di Desa Plumbon. Beliau meninggal dunia pada tanggal 20 agustus 1973 Matau 13 Rajab 1393 H. Ayahnya bernama Habib Ismail bin Yahya dan ibunya bernama Siti Suniah.
Nama Asy-syahadatain merupakan penisbatan dari pengamalan pada tuntunan Syaekhunal Mukarrom Al Habib Abah Umar yang selalu membaca dua kalimat Syahadat (syahadatain). Namun pada dasarnya Asy-syahdatain
( Wawancara bersama Bapak Soleh Slamet di Masjid Asy-syahadatain Danawarih, selaku
ketua jamaah Asy syahadatain Kabupaten Tegal, hari minggu, 1 April. 2014. 26 )
Asy Syahadatain bukanlah sebuah organisasi ataupun ormas tetapi merupakan sebuah tuntunan ubudiyah dalam menapaki jalan yang diridhoi Allah, bahkan lebih dekat dikatakan sebagai thariqat. Asy-syahadatain pada mulanya adalah sebuah pengajian yang dibimbing oleh Syaekhunal Mukarrom Al Habib Abah Umar bin Ismail bin Yahya, atau yang lebih dikenal dengan sebutan “pengajian Abah Umar” atau dalam wacana para santrinya dikenal dengan sebutan “Buka Syahadat atau ngaji syahadat” sebab yang beliau sampaikan adalah tuntunan Syahadat (weton saking syarif hidayat) secara syariat, hakikat, thariqat dan ma‟rifat.
Namun dewasa ini lebih dikenal dengan sebutan “jamaah Asy-Syahadatain” Jamaah Asy-syahadatain ini mulai dirintis oleh abah Umar pada tahun 1937 yang pada awalnya dilakukan secara sembunyi-sembunyi diwilayah Jawa Barat, kemudian dengan seiring berjalannya waktu dilakukan tahapan kedua yang dibuka secara terang-terangan pada tahun 1947 M, dan pusatnya di Panguragan Cirebon. Setelah itu jamaah Asy Syahadatain ini mulai tersebar diberbagai wilayah, diantaranya di Kabupaten Tegal tepatnya Desa Danawarih
Kecamatan Balapulang Kabupaten Tegal. Secara resmi organisasi ini diakui oleh Depag pada tahun 2001.
Keberadaan Jamaah Asy syahadatain sebagai kelompok keagamaan yang berada di Kabupaten Tegal ini berasal dari Cirebon Provinsi Jawa Barat. Kelompok ini berdiri kurang lebih pada tahun 1954 M di Kabupaten Tegal tepatnya di Desa Danawarih Kecamatan Balapulang, yang sekarang dipimpin oleh Bapak Masykuri, beliau adalah tokoh spiritual dalam Jamaah Asy-syahadatain di Desa Danawarih. Diceritakan sewaktu beliau kecil sudah ada Jamaah Asy-syahadatain di Desa ini. Proses berdirinya jamaah ini berawal
dari kepulangan Bapak Kanafi (almarhum) dari Cirebon sebagai pekerja proyek. Disamping itu dia juga aktif mengikuti pengajian yang didirikan oleh Abah Umar dengan nama pengajian Asy-syahadatain.
( Nanang Rettanto, Mencari Ridho Alloh, Munjul Pesantren , Cirebon.
2014, hlm.53 27 )
Jumlah anggota Asy-syahadatain pada awalnya hanya pada lingkup keluarga Bapak Kanafi, namun demikian dalam perkembangannya telah diminati oleh beberapa orang tetangga disekitarnya. Secara administrasi tidak terdapat jumlah yang pasti, hanya saja menurut Bapak Masykuri (pemimpin Asy-syahadatain) jumlah jamaah sekitar 50 orang. Hal ini terlihat ketika acara Tawassulan atau acara besar lainnya yang melibatkan seluruh anggota Jamaah Asy-syahadatain. Kemudian perkembangan kelompok Syahadatain di Desa Danawarih tidak terlalu pesat, hal ini dikaerenakan proses ritualnya yang diselenggarakan ketika dzikir, tahlil maupun tawassulan terlalu lama sehinnga peminatnya tidak banyak. Menurut Bapak Maskuri bahwa keengganan anggota masyarakat untuk tidak mengikuti dikarenakan tidak kuat untuk mengikuti acara ritual dzikir maupun tawassulan. Kemudian masyarakat Desa Danawarih mengenal kelompok Syahadatain itu dengan istilah Bijahi. Kata Bijahi ini diambil dari do‟a yang dibaca oleh kelompok Syahadatain setelah shalat, bahkan mareka ada yang menganggap bahwa ajaran Syahadatain itu menyesatkan. Padahal apabila dilihat dari aspek ibadah shalat tidak ada masalah dan bisa diikuti oleh
seluruh umat islam.
(Wawancara dengan Bapak Maskuri. Di rumah Bapak Maskuri, selaku ketua Jamaah
Asy-syahatadatain di Desa Danawarih, hari Senin, 26 Mart. 2012. )
Sumber : SKRIPSI mahasiswi INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
SEJARAH SORBAN JUBAH
Written By Nanang Rettanto 26 april 2014| 12:54 PM
Jama'ah Asy-Syahadatain
Diceritakan di negara pajajaran kedua putra prabu siliwangi yaitu :
Raden walang sungsang (Embah kuwu sangkan) dan nyai rara santang setelah
selesai berguru ajaran Islam ke Syeh Nur Jati di gunung jati. Lalu
keduanya berangkat ke tanah suci mekkah untuk melaksanakan ibadah haji.
Kemudian nyai rara santang bertemu jodohnya yaitu sultan mesir (syarif
Abdullah Raza Ammatudin). dan dari hasil pernikahan beliau, di karuniai
dua orang putra yaitu Syarif Hidayatullah (cirebon) dan Syarif Nurullah
(sultan mesir).
Syarif Hidayatullah lahir pada mulud 1448 M dan pada tahun 1479 M
beliau di tugaskan oleh ibunya untuk menyebarkan Agama Islam di jawa
khususnya di cirebon.
Di dalam penyebaran beliau di bantu para wali seperti, Syeh Datul
Kahfi, Syeh Abdur Rahman, Syeh Magelung, Syeh Lumajang, S. Hasanudin,
Raden Fatah, Syeh Bentong, Sayyid usman, nyi mas gandasari, dll.
para wali mengajarkan agama islam, terutama, dalam mengerjakan sholat
agar memakai putih-putih (jubah,sorban,rida,sajadah). Untuk waninata
memakai busana ihrom (mukena) Karena itu merpakan sunah Rosull, yang
besar fedahnya, juga menganjurkan agar orang mati di bungkus kain putih.
Namun sayang sekali Syiar ajaran para wali tersebut menjadi terhenti,
karena di jajah oleh bangsa barat, bertahun-tahun lamanya, kurang lebih
350 Tahun sedangkan di saat itu para pejuang bangsa di dalam melawan
penjajah, banyak yang sedang memakai putih-putih dan jubah sorban,
seperti : pengeran diponegoro, imam bonjol, dll. Yang akhirnya
belandapun memerintahkan supaya orang-orang yang memakai pakaian putih
itu di tangkap dan si bunuh. hingga akhirnya rakyat menjadi takut,sholat
memakai pakaian putih karena di bantai abis sebab di anggap pemrontak.
Lalu ahirny para pejuang dan para kiyai, bersepakat untuk sementara
supaya sorban jubah di lepas dan bendera merah putih di taruh di
wuwungan. Ada juga, sorban di buat jadikan peci, blangkon yang di pakai
demang. Dan dengan rahmat Allah yang maha kuasa, dan dengan di dorong
oleh keinginan luhur, maka terciptalah kemerdekaan indonesia. Dan
setelah merdeka ulama besar dari dari panguragan cirebon, Syehunal
Mukarom Habibullah Abah Umar Bin Ismail Bin Yahya. Beliau mengajarkan
ajaran para wali yang terpendam oleh sejarah tersebut.
Dan munculnya ajaran Abah Umar di antaranya pakaian putih-putih
(jubah,sorban,rida,sajadah), orang-orang menganggap aneh atau ajaran
baru, padahal ajaran Abah Umar adalah ajaran terdahulu, ajaran para
Wali, ajaran Rosulullah yang di sampaikan oleh Syarif Hidayatullah.
Namun ibarat pepatah "terlanjur basah ya sudah mandi sekali" itulah yang
di alami oleh umat islam bangsa kita sekarang ini, walaupun mereka
taubahwa ajaran yang di ajarkan oleh Abah Umar itu ajaran yang benar dan
berpedoman pada Al-Qur'an, hadist,ijma,qias, namun mereka membenci dan
menjelek-jelekan, kecuali orang-orang yang mendapat petunjuk (Hidayah)
dari AllahSWT. Yang mau mengikutinya.
Penjajah bangsa belanda terhadap bansa kitaibarat membalikan telapak tangan, yang tadinya putih bersih menjadi hitam legam.
Itulah sejarah jubah sorban di negara kita ini.
"Lalu apakah Ajaran Para wali itu"
Ajaran para wali itu ajaran Rosulullah SAW, yang di sampaikan, di
praktekan, di contohkan oleh Sayyidi Syehunal Mukarom Abah Umar
panguragan cirebon juga, oleh Sayyidi Syehunal Mukarom embah Ahmad
Sholawatullah Kebon danas Pusaka Negara Subang. Sedangkan ilmu yang di
ajarkan ilmu syahadat sejati, syahadat yang asal-usulnya dari Syarif
Hidayatullah.
Sebagaimana di sebutkan dalam Nadzom:
Iki nadzom nutur syahadat sejati, syahadat kang weton saking Gunung Jati.
Syahadat ipun Gusti Syarif Hidayatullah., ingkang nglakoni kabeh waliyullah.
Ayu batur di robah kita pikire, eling Allah kang akeh muji dzikre
Oranana dalan olih kanugrahan, yen ora nurut ning gurune sira bongan.
Guru sapa Guru Syarif Hidayatullah, awan bengi ati urip eling Allah
Allah-Allah ya Allah gusti pangeran, kula nuhun cangkem ngucap ati jalan.
Ati iku ibarat masjid baiturahman, eling Allah, Rosulullah aja robah
Akal mikir luru dalan keselametan, tepungena ati eling ning pangeran.
Firman Allah :
Firman Allah :
قُلۡ
إِن كُنتُمۡ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِى يُحۡبِبۡكُمُ ٱللَّهُ
وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌ۬ رَّحِيمٌ۬ (٣١
Katakanlah (Hai Muhammad),'' jika kalian bener-bener, mencintai Allah
maka ikutilah aku, Niscaya Allah mencintai dan mengampuni dosa-dosamu,"
Allah Maha pengampun lagi Maha penyayang.
(Qs. Ali-Imran : 30-31)
(Qs. Ali-Imran : 30-31)
قُلۡ أَطِيعُواْ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَۖ فَإِن تَوَلَّوۡاْ فَإِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلۡكَـٰفِرِينَ (٣٢
Katakanlah : "Ta'atilah Allah dan Rosullnya, jika kamu berpaling maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang kafir," (Qs. Ali-Imran : 31-32)
Katakanlah : "Ta'atilah Allah dan Rosullnya, jika kamu berpaling maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang kafir," (Qs. Ali-Imran : 31-32)
وَٱلَّذِينَ يُؤۡتُونَ مَآ ءَاتَواْ وَّقُلُوبُہُمۡ وَجِلَةٌ أَنَّہُمۡ إِلَىٰ رَبِّہِمۡ رَٲجِعُونَ (٦٠
Artunya : Dan Tuhanmu berfirman: "berdo'alah kepada-Ku, Niscaya akan ku perkenankan.
Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku,
akan masuk neraka jahanam dalam keadaan hina dina". (Qs. Al-Mu'min : 60)
لَّا يُحِبُّ ٱللَّهُ ٱلۡجَهۡرَ بِٱلسُّوٓءِ مِنَ ٱلۡقَوۡلِ إِلَّا مَن ظُلِمَۚ وَكَانَ ٱللَّهُ سَمِيعًا عَلِيمًا (١٤٨
Artinya : Allah tidak menyukai ucapan buruk (yang di ucapkan)
dengan terus terang kecuali orang-orang yang di aniaya. Allah adalah
Maha mendengar lagi Maha mengetahui". (Qs. An-Nisaa : 148)
Share this article :
Related articles
Label:
Asysyahadatain,
Sejarah
Kalender
M | S | S | R | K | J | S |
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | ||
6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 |
13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 |
20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 |
27 | 28 | 29 | 30 | |||
- Popular Posts
- Archive
- Comments
- SYAHADAT TAUHID DAN SYAHADAT ROSUL
- SEJARAH SORBAN JUBAH
- MENGAJI ALAM YANG EMPAT
- PENDAWA LIMA
- TIGA SERANGKAI SAHABAT KARIB SYEKHUNAL MUKARROM HABIB UMAR BIN ISMAIL BIN YAHYA
- Sunan Gunung Jati Sebagai Wali Qutub Di Zamanya
- ASAL USUL MANUSIA DI DALAM KANDUNGAN
- LELAKON TANAH JAWA
- MENGKAJI HURUF ALIF
- ZAMAN BERZAMAN
Recent Post
Pengantar Memahami Thoriqoh | habiblutfiyahya.net
Thoriqoh adalah jalan menuju kepada Allah Swt. Setelah kita mengetahui tentang prinsip (aqidah),...(KAJIAN AKHLAK) CARA NABI MUHAMMAD SAW MENGHADAPI PENGHINAAN
(KAJIAN AKHLAK) CARA NABI MUHAMMAD SAW MENGHADAPI PENGHINAAN Kita sering menjumpai penghinaan dan ..."KHASANAH ILMU" Nasehat Lukman Al Hakim Pada Anaknya
"KHASANAH ILMU" Nasehat Lukman Al Hakim Pada Anaknya oleh: Mibinibinu Bheen Yahya Satu...BULAN SERIBU SUJUD DAN SHALAT TARAWIH 20 RAKAAT
BULAN SERIBU SUJUD DAN SHALAT TARAWIH 20 RAKAAT Alhabibana Munzir bin Fuad Al-Musawa berkata: “ I...Pesan Padhang Bulan Maulana Habib Luthfi
Kehadiran dan taushiyah Maulana Habib Luthfi bin Yahya memang selalu ditunggu dan dinanti-nanti ol...Live traffic
Langganan:
Postingan (Atom)
Bolehkah saya minta soft copy kitab tawasulan syahadatain?
izin download nadhom nya mas,, ini bermanfaat sekali,
trims, salam ukhuwah..
saya dari Cikupa, tangerang.
link downloadnya yang mana ya mas? saya bingung
Punya link sholawatan sebelum sholat Jum'at enggak mas? yang pake bahasa jawa itu?